Dua tahun lalu, di saat-saat
seperti ini, sudah sibuk saya akan tugas kesana kemari. Sudah berjibaku saya
dengan jumlah rupiah yang banyak menurut skala saya. Sudah saya pilah jatah pos
untuk setiap seksi dalam acara itu. Pun sudah saya aturaken piranti;
sarana konsumsi kepada Bu Nyai Al Maghfurlah. Ah, tahun-tahun 2004 dan
sesuadahnya, hingga 2014. Masih saja terngiang dalam lamunan.
Haul Al Maghfurlah Mbah Yasin,
sebuah peristiwa tahunan yang menyedot animo alumni Pondok Pesantren Al
Qaumaniyah dari segala penjuru tanah air, Jawa Tengah, Jawa Barat, hingga
Lampung. Tercatat ribuan alumni yang memenuhi daftar list undangan tiap
tahunnya. Jumlah itu belum dihitung dari banyak lagi alumni yang belum terdata
dalam buku besar pesantren. Haul Mbah Sukandar; nama alias dari Mbah Yasin,
yang begitu menjadi magnet bagi masyarakat pada umumnya, dan alumni Al
Qaumaniyah pada khususnya.
Antusias menghadiri acara haul
yang dikemas dalam sebuah rangkaian temu alumni Al Qaumaniyah ini seakan
menjadi menu utama tahunan yang wajib dihadiri bagi sebagian alumni.
Khoiruzzadit Taqwa, seorang alumni dari Pulokulon Grobogan, misalnya, saking
antusiasnya sampai dia rela mengorbankan pekerjaannya di Jakarta untuk sekedar
ijin beberapa hari agar bisa ambil bagian dari kegiatan prestisius ini. Begitu
pula halnya dengan Agus Supriyanto, seorang alumni asal Cirebon yang dahulu
mengabdi pada ndalem Gus Mujib. Walaupun sudah berkeluarga, tidak menghalangi
niatnya untuk ta’dzim kepada para masyayikh, terutama Mbah Yasin. Rustam Nawawi
lebih hebat lagi, biarpun; maaf, dengan
segala keterbatasan fisik yang dia miliki, tidak menjadi halangan bagi dirinya
untuk menyeberangi Selat Sunda untuk terbang ke Jawa, lagi-lagi dengan niat
mulai napak tilas sejarah nyantrinya dan berziarah ke makam Mbah Yasin dan para
Masyayikh Jekulo lainnya.
Ini sebuah fenomena menarik yang
patut kita apresiasi. Biarpun dengan wadhifah bermasyarakat mereka yang sudah
menjadi rutinitas keseharian, tidak menyurutkan langkah mereka untuk menghadiri
acara haul ini. Salut buat kalian dan alumni Al Qaumaniyah lainnya. Kalian luar
biasa boys.
Dan sebentar lagi, lagi-lagi tanggal 23
Robi’ul Akhir sudah di depan mata. Taji kita sebagai alumni dipertaruhkan.
Apakah kita termasuk alumni sejati lagi hakiki yang support dalam acara haul
dan temu alumni ini? Loyalitas kita akan diuji. Apakah pekerjaan kita
menghalangi keinginan kita untuk menghadiri haul yang hanya sekali dalam
setahun. Ingat, sekali dalam setahun. 1:364 hari. Akankah tahun ini kita genapi
365 hari tanpa mengingat penjara suci kita walaupun satu hari saja?
Mari renungkan bersama para
sahabat, semoga keberkahan senantiasa menyertai kita. Ingat, kita bukan apa-apa
tanpa Gus Yasin, yang ikhlas memberikan ilmu agama kepada kita. Ingat, kita
tidak akan berwibawa tanpa Gus Mujib yang senantiasa member wejangan dan
mencontohkan kewibawaan pada kita. Ingat juga, kita tidak akan pernah menjadi
pribadi penuh warna dan mewarnai, jikalau Gus Khidlir tidak menegur dan
mengarahkan jalan lurus kepada kita. Dan ketiga Kyai kita itu berpegang pada
Mbah Yasin melalui media Mbah Muhammad.
Semoga secercah harapan semu ini
menjadi bahan renungan kita dalam membulatkan tekad penuh kemantapan dalam
menghadiri acara Haul dan Temu Alumni Al Qaumaniyah 2016 ini. Ayo Ramaikan Al
Qaumaniyah!
Gajah,
20 Robi’ul Akhir 1437 H
Salam,
Alumni
Sayung.
Amiin....
BalasHapusAamiin ...semoga niat baikmu mendapat ridho dari alloh
BalasHapus